Dessiana Irma Yuanita Blogger's

Jumat, 07 Desember 2012

Dasar elektronika

MENGHITUNG NILAI TOTAL KAPASITOR DI PARAREL

MENGHITUNG NILAI TOTAL KAPASITOR  DI PARAREL
MENGHITUNG NILAI TOTAL KAPASITOR DI PARAREL

CARA MEMBACA RESISTOR

CARA MEMBACA RESISTOR
CARA MEMBACA RESISTOR

CARA MEMBACA NILAI RESISTOR

CARA MEMBACA NILAI RESISTOR
CARA MEMBACA NILAI RESISTOR

CARA MEMBACA NILAI RESISTOR

CARA MEMBACA NILAI RESISTOR
CARA MEMBACA NILAI RESISTOR

Tabel STANDART nilai-resistor YANG UMUM DIJUAL DIPASARAN /TOKO ELEKTRONIKA

Tabel STANDART nilai-resistor YANG UMUM DIJUAL DIPASARAN /TOKO ELEKTRONIKA
STANDART nilai-resistor

SIMBOL TRIAC DAN SCR

SIMBOL TRIAC DAN SCR
SCR adalah diode terkendali yang artinya pada kondisi normal komponen ini bersifat tidak menghantarkan listrik ,scr dapat juga dibuat dengan merangkai transistor NPN DAN PNP seperti gambar diatas

TRIAC BTA40

TRIAC BTA40
TRIAC BTA40 adalah diode ac terkendali artinya TRIAC dapat digunakan menjadi switch atau saklar elektronik untuk semua komponen aatu alat listrik ac seperti DIMMER, MOTOR AC, LAMPU PIJAR DLL.

solar cell

KLIK GAMBAR LINK KE www.solarkita.blogspot.com

PRINSIP KERJA TRANSISTOR

PRINSIP KERJA TRANSISTOR
PRINSIP KERJA TRANSISTOR.transistor NPN ATAU PNP berkerja dengan sangat sederhana yaitu seperti keran air .dan basis adalah pengaturnya makin besar disundut makin besar keluarannya.

TRAFO TRANSFORMATOR INVERTER TERBUAT DARI FERIT ATAU COBALT

TRAFO TRANSFORMATOR INVERTER  TERBUAT DARI FERIT ATAU COBALT
TRAFO TRANSFORMATOR INVERTER TERBUAT DARI FERIT ATAU COBALT dan ferit hanya berkerja baik pada frekwensi 20 hingga 30 Khz .jangan pernah mencoba nya pada frekwensi rendah karena akan membakar lilitan dan catu daya.

SKEMA coverter SEDERHANA / volt step up

SKEMA coverter SEDERHANA / volt step up
SKEMA CONVERTER SEDERHANA 12 VDC KE 300 VDC .yang sebenarnya terdiri dari inverter 12 vdc ke 220 vac yang disearahkan dengan mengunkan diode dan semua transistor memerlukan heatzink atau aluminium pendingin.transistor TIP 36 dapat diganti dengan tip 42.trafo yang digunakan adalah trafo inti besi dan bukan ferit karena inverter ini berkerja pada frekwensi rendah 50 hingga 60 Hz

SKEMA INVERTER SEDERHANA 12 VDC KE 220 VAC

SKEMA INVERTER SEDERHANA 12 VDC KE 220 VAC
SKEMA INVERTER SEDERHANA 12 VDC KE 220 VAC dan semua transistor memerlukan heatzink atau aluminium pendingin.transistor 2n3055 dapat diganti dengan tip 41.trafo yang digunakan adalah trafo inti besi dan bukan ferit karena inverter ini berkerja pada frekwensi rendah 50 hingga 60 Hz

aplifier audio sederhana tapi buagus

aplifier audio sederhana tapi buagus
aplifier audio sederhana tapi buagus,transistor 3053 dapat diganti dengan tip 41 dan transistor 2095 dapat diganti dengan tip 42,sedangkan transistor pre amp atau yang tidak ada keterangannya dapat menggunakan 2sc 945 / c 945

OCL - OUTPUT CAPASITOR LESS AUDIO AMPLIFIER DENGAN CATU DAYA CT

OCL - OUTPUT CAPASITOR LESS AUDIO AMPLIFIER DENGAN CATU DAYA CT
OCL - OUTPUT CAPASITOR LESS AUDIO AMPLIFIER DENGAN CATU DAYA CT .Rangkaian power audio ini sangat baik .hal yang perlu diperhatikan adalah transistor 3055 dapat diganti dengan TIP C 41 ,huruf C berarti transistor mampu digunakan sampai voltase 100 volt

300,000 Volt Stun

300,000 Volt Stun
300,000 Volt Stun

stun gun senjata setrum

stun gun senjata setrum
stun gun senjata setrum yang menghasilkan tegangan 300 kv atau 300000 volt untuk melumpuhkan sesaat pelaku kejahatan

Pengatur tegangan dengan TRANSISTOR DAN DIODE ZENER

Pengatur tegangan dengan TRANSISTOR DAN DIODE ZENER
Pengatur tegangan dengan TRANSISTOR DAN DIODE ZENER

IC LM 78XX dan LM79xx

IC LM 78XX dan LM79xx
IC LM 78XX dan LM79xx. IC LM 78XX adalah ic regulator dengan output positif dan IC LM 79XX adalah ic regulator dengan output negative .tersedia dipasaran dengan kode lm 7805 ,7808,7812,7815 dan 78 18 dua digit dibelakang berati nilai output tegangan ic ini.harga jual eceran maksimal tahun 2009 ini rp 1500 per ic ,lebih dari itu anda tertipu

pengatur tegangan dengan IC 3 KAKI LM 78XX ATAU 79XX

pengatur tegangan dengan IC 3 KAKI LM 78XX ATAU 79XX
pengatur tegangan dengan IC 3 KAKI LM 78XX ATAU 79XX

pengatur tegangan dengan IC LM 78XX

pengatur tegangan dengan IC LM 78XX
pengatur tegangan dengan IC LM 78XX

POWER SUPPLY CENTER TANPA TRAFO - BERBAHAYA

POWER SUPPLY CENTER TANPA TRAFO - BERBAHAYA
POWER SUPPLY CENTER TANPA TRAFO - BERBAHAYA

POWER SUPPLY CENTER TANPA TRAFO - BERBAHAYA

POWER SUPPLY CENTER TANPA TRAFO - BERBAHAYA
catu daya tanpa trafo ini dapat digunakan untuk alat listrik yang tidak memiliki kontak langsung pada tubuh manusia seperti lampu , voice aktivated switch ,speker amplifier bukan earphone

SAKLAR / SWITCH DIHIDUPKAN OLEH SUARA

SAKLAR / SWITCH DIHIDUPKAN OLEH SUARA
Rangkaian voice aktivated switch rangkaian ini berkerja dengan sangat baik .namun pemilihan komponen sangat penting .mic 1 adlah mic condenser seharga rp 1000 dan transistor BD 140 dapat diganti dengan TIP 42 yang juga PNP

Rangkaian flip flop

Rangkaian flip flop
Rangkaian flip flop atau led hidup bergantian ini rangkaian yang sangat mudah di buat dan juga dengan biaya yang relatif murah . transistor BC 547 dapat DIGANTI dengan C 945 .yang lebih umum dan murah dipasaran .semua resistor 1/4 watt atau 1/8 watt terserah anda,dan capasitor minimal 16 volt .selamat mencoba

cara menyolder yang baik

Menyolder dalam elektronika adalah salah satu hal wajib yang perlu diketahui oleh teknisi. Karena, elektronika rentan dengan hal solder menyolder dalam prakteknya dilapangan. Namun, dalam menyolder juga terdapat teknik-teknik menyolder yang baik, dan perlu kita ketahui. Hal ini agar nantinya hasil solderan akan menjadi baik dan tidak membuat rusak komponen lain atau komponen yang akan kita solder.
 
teknik menyoldergambar : menyolder komponen elektronika

Berikut ini beberapa teknik menyolder yang baik dan benar (penting ga seh??:p):
  1. Gunakan solder dengan mata solder yang runcing
  2. Gunakan solder dengan daya 30-40W
  3. Pastikan permukaan tembaga PCB mengkilap, jika buram maka amplaslah dengan amplas yang halus
  4. Hilangkan karat pada kaki komponen dengan mengeriknya hingga mengkilap, adanya karat pada kaki komponen ditandai dengan tidak mengkilapnya kaki komponen
  5. Saat menyolder, tempelkan solder pada tembaga PCB (jangan terlalu lama) kemudian tempelkan timah pada solder secukupnya, tunggu hingga timah mencari dan menyebar
  6. Segera setelah timah menyebar di seluruh daerah solder, jauhkan solder dan tunggu hingga timah dingin
  7. Penyolderan yang baik adalah yang melekatkan tembaga PCB dengan kaki komponen dengan jumlah timah yang sedikit (tidak cembung), dan tidak runcing
  8. Jepit kaki komponen semi konduktor seperti ic, transistor, led, diode dan sensor dengan tang atau logam lain agar tidak terlalu panas
Teknik penyolderan kita lama-kelamaan nantinya akan bertambah baik, jika kita semakin biasa dalam melakukannya. Dalam menyolder IC,dan transistor kita seharusnya tidak menempelkan mata solder yang telah panas ke kaki IC dan Transistor tersebut. Karena, komponen ini adalah komponen elektronika yang sangat lemah dan sangat mudah rusak jika terkena panas lebih. Demikian juga pada komponen elektronika lainnya kita juga harus sangat memperhitungkan lamanya kita menyolder. Agar nantinya, pas kita menyolder tidak ada komponen rusak dan proyek bisa berjalan dengan baik.

Lampu Flip-Flop

 Lampu Flip-Flop
Lampu Flip-Flop, secara sederhana dapat diartikan 2 atau lebih lampu yang secara bergantian mati dan menyala. Sesuai judul, saya akan membahas cara kerja Lampu Flip Flop ini, bukan cara pembuatannya. Untuk penjelasan, agar mudah dipahami saya menggunakan 2 buah led saja.

Skema diatas mempunyai komponen sbb
  • 2 Led ( gambar segitiga itu )
  • 4 Buah resistor ( 2 resistor 470 dan 2 resistor 100k )
  • 2 Kapasitor ( 10uF, baca 10 mikrofarad )
  • 2 Transistor ( 2N3904 )
  • 1 Sumber ( 9V )
Led
Merupakan komponen yang akan menyala, jika dilewati tegangan dan arus yang sesuai. Lampu led ada banyak warna, setiap warna, berbeda antara tegangan dan arus satu sama lain.
Infra merah : 1,6 V
Merah : 1,8 V – 2,1 V
Oranye : 2,2 V
Kuning : 2,4 V
Hijau : 2,6 V
Biru : 3,0 V – 3,5 V
Putih : 3,0 – 3,6 V
Ultraviolet : 3,5 V

Resistor
Komponen yang berguna untuk memberi resistensi atau hambatan pada rangkaian.  Sesuai dengan hukum Ohm R=V/I. Maka dengan resistor ini kita dapat mengubah kebutuhan tegangan dan kuat arus  agar sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan led. Cara membaca besarnya resistensi bisa dilihat disini :D

Transistor
Nah, ini yang merupakan komponen penting dalam rangkaian flip flop. Transistor memiliki 3 kaki, C ( kolektor ) B ( basis ), E ( emitor ). Transistor disini berfungsi sebagai saklar otomatis.

NPN Transistor
Ada 2 jenis transistor NPN ( Negative Positive Negative ) dan PNP ( Positive Negative Positive  ). Dalam konteks ini, saya hanya akan menjelaskan yang NPN. Ketika kaki basis diberi tegangan dan arus yg sesuai, maka transistor dalam keadaan on, akibatnya akan ada arus dari kolektor ke emitor, yang besarnya lebih besar dari tegangan dan arus dari basis. Jika tidak ada arus yang mengalir kedalam basis, atau tegangan yang diberikan ke basis kurang, maka transistor dalam keadaan off.

Kapasitor
Selain transistor, kapasitor juga penting. Kapasitor berfungsi sebagai penyimpan muatan arus listrik. Ketika kapasitor dialiri arus listrik dari kutub – ke + milik kapasitor, maka kapasitor akan men-charge. Ketika muatan yang ada dalam kapasitor sudah penuh, secara otomatis kapasitor akan mengeluarkan muatannya dari + ke – milik kapasitor.
Berikut kronologi kejadian lampu flip flop :D
  1. Arus listrik mengalir hingga mengisi 2 kapasitor.
  2. Kapasitor yang terisi penuh duluan, dia yang akan mengeluarkan muatannya pertama kali.
  3. Kapasitor 1 mengeluarkan muatannya hingga mengenai basis pada transistor 1. Jika muatan yang dikeluarkan kapasitor 1 sesuai yang diperlukan basis dalam mengaktifkan transistor 1. Maka transistor 1 dalam keadaan on, sehingga arus diperbolehkan melewati kolektor ke emitor.
  4. Akibatnya led 1 yang berhubungan dengan transistor 1 ini akan menyala.
  5. Sedangkan kapasitor 2 dalam keadaan off, karena muatan dalam kapasitor 2 belum bisa dikeluarkan. Sehingga led 2 tidak menyala. Walau ada muatan yang mengalir dari kolektor ke emitor transistor 2, namun masih belum cukup untuk membuat led 2 menyala.
  6. Ketika kapasitor 1 kehabisan muatan, secara otomatis kapasitor 2 mengeluarkan muatan, sehingga mengaktifkan transistor 2, dan led 2 menyala. Sedangkan kapasitor 1 masih mengisi muatan, sehingga transistor 1 off, mengakibatkan led 1 juga off.
  7. Seterusnya di ulang lagi.

Listrik dinamis

KUAT ARUS LISTRIK (I)
Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan arah dengan arah gerak elektron.
Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu penampang dari suatu penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai kuat arus listrik. Jadi kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir dalam kawat penghantar tiap satuan waktu. Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik sebesar Q, maka kuat arus listrik I adalah:
1
2
para ahli telah melakukan perjanjian bahwa arah arus listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Jadi arah arus listrik berlawanan dengan arah aliran elektron.
BEDA POTENSIAL ATAU TEGANGAN LISTRIK (V)
Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran elektron dari kutub negatif ke kutub positif, disebabkan oleh adanya beda potensial antara kutub positif dengan kutub negatif, dimana kutub positif mempunyai potensial yang lebih tinggi dibandingkan kutub negatif.
Beda potensial antara kutub positif dan kutub negatif dalam keadaan terbuka disebut gaya gerak listrik dan dalam keadaan tertutup disebut tegangan jepit.
HUBUNGAN ANTARA KUAT ARUS LISTRIK (I) DAN TEGANGAN LISTRIK (V)
Hubungan antara V dan I pertama kali ditemukan oleh seorang guru Fisika berasal dari Jerman yang bernama George Simon Ohm. Dan lebih dikenal sebagai hukum Ohm yang berbunyi:
Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda potensial (V) antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar tetap.
Hasil bagi antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) dinamakan hambatan listrik atau resistansi (R) dengan satuan ohm.
3
HUBUNGAN ANTARA HAMBATAN KAWAT DENGAN JENIS KAWAT DAN UKURAN KAWAT
Hambatan atau resistansi berguna untuk mengatur besarnya kuat arus listrik yang mengalir melalui suatu rangkaian listrik. Dalam radio dan televisi, resistansi berguna untuk menjaga kuat arus dan tegangan pada nilai tertentu dengan tujuan agar komponen-komponen listrik lainnya dapat berfungsi dengan baik.
Untuk berbagai jenis kawat, panjang kawat dan penampang berbeda terdapat hubungan sebagai berikut:
4
HUKUM I KIRCHOFF
Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami cabang-cabang. Ketika arus listrik melalui percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan besarnya tergantung ada tidaknya hambatan pada cabang tersebut. Bila hambatan pada cabang tersebut besar maka akibatnya arus listrik yang melalui cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya bila pada cabang, hambatannya kecil maka arus listrik yang melalui cabang tersebut arus listriknya besar.
Hukum I Kirchoff berbunyi:
Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut.
Hukum I Kirchhoff tersebut sebenarnya tidak lain sebutannya dengan hukum kekekalan muatan listrik.
Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai:
5
HUKUM II KIRCHOFF
Pemakaian Hukum II Kirchhoff pada rangkaian tertutup yaitu karena ada rangkaian yang tidak dapat disederhanakan menggunakan kombinasi seri dan paralel.
Umumnya ini terjadi jika dua atau lebih ggl di dalam rangkaian yang dihubungkan dengan cara rumit sehingga penyederhanaan rangkaian seperti ini memerlukan teknik khusus untuk dapat menjelaskan atau mengoperasikan rangkaian tersebut. Jadi Hukum II Kirchhoff merupakan solusi bagi rangkaian-rangkaian tersebut yang berbunyi:
Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol.
Hukum Kirchoff II dirumuskan sebagai berikut:
6
ENERGI LISTRIK
7
Karena q = I . t, dimana I adalah kuat arus listrik dan t waktu, maka besar usaha
yang dilakukan adalah:
W = V . I . t
Karena V = I . R, maka besar usaha W yang sama dengan energi listrik adalah
8
DAYA LISTRIK
Besar Daya listrik (P) pada suatu alat listrik adalah merupakan besar energi listrik (W) yang muncul tiap satuan waktu (t), kita tuliskan.
9
10
KUAT ARUS LISTRIK (I)
Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan arah dengan arah gerak elektron.
Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu penampang dari suatu penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai kuat arus listrik. Jadi kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir dalam kawat penghantar tiap satuan waktu. Jika dalam waktu t mengalir muatan listrik sebesar Q, maka kuat arus listrik I adalah:
1
2
para ahli telah melakukan perjanjian bahwa arah arus listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif. Jadi arah arus listrik berlawanan dengan arah aliran elektron.
BEDA POTENSIAL ATAU TEGANGAN LISTRIK (V)
Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran elektron dari kutub negatif ke kutub positif, disebabkan oleh adanya beda potensial antara kutub positif dengan kutub negatif, dimana kutub positif mempunyai potensial yang lebih tinggi dibandingkan kutub negatif.
Beda potensial antara kutub positif dan kutub negatif dalam keadaan terbuka disebut gaya gerak listrik dan dalam keadaan tertutup disebut tegangan jepit.
HUBUNGAN ANTARA KUAT ARUS LISTRIK (I) DAN TEGANGAN LISTRIK (V)
Hubungan antara V dan I pertama kali ditemukan oleh seorang guru Fisika berasal dari Jerman yang bernama George Simon Ohm. Dan lebih dikenal sebagai hukum Ohm yang berbunyi:
Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda potensial (V) antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar tetap.
Hasil bagi antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) dinamakan hambatan listrik atau resistansi (R) dengan satuan ohm.
3
HUBUNGAN ANTARA HAMBATAN KAWAT DENGAN JENIS KAWAT DAN UKURAN KAWAT
Hambatan atau resistansi berguna untuk mengatur besarnya kuat arus listrik yang mengalir melalui suatu rangkaian listrik. Dalam radio dan televisi, resistansi berguna untuk menjaga kuat arus dan tegangan pada nilai tertentu dengan tujuan agar komponen-komponen listrik lainnya dapat berfungsi dengan baik.
Untuk berbagai jenis kawat, panjang kawat dan penampang berbeda terdapat hubungan sebagai berikut:
4
HUKUM I KIRCHOFF
Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami cabang-cabang. Ketika arus listrik melalui percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan besarnya tergantung ada tidaknya hambatan pada cabang tersebut. Bila hambatan pada cabang tersebut besar maka akibatnya arus listrik yang melalui cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya bila pada cabang, hambatannya kecil maka arus listrik yang melalui cabang tersebut arus listriknya besar.
Hukum I Kirchoff berbunyi:
Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut.
Hukum I Kirchhoff tersebut sebenarnya tidak lain sebutannya dengan hukum kekekalan muatan listrik.
Hukum I Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai:
5
HUKUM II KIRCHOFF
Pemakaian Hukum II Kirchhoff pada rangkaian tertutup yaitu karena ada rangkaian yang tidak dapat disederhanakan menggunakan kombinasi seri dan paralel.
Umumnya ini terjadi jika dua atau lebih ggl di dalam rangkaian yang dihubungkan dengan cara rumit sehingga penyederhanaan rangkaian seperti ini memerlukan teknik khusus untuk dapat menjelaskan atau mengoperasikan rangkaian tersebut. Jadi Hukum II Kirchhoff merupakan solusi bagi rangkaian-rangkaian tersebut yang berbunyi:
Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (ε) dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol.
Hukum Kirchoff II dirumuskan sebagai berikut:
6
ENERGI LISTRIK
7
Karena q = I . t, dimana I adalah kuat arus listrik dan t waktu, maka besar usaha
yang dilakukan adalah:
W = V . I . t
Karena V = I . R, maka besar usaha W yang sama dengan energi listrik adalah
8
DAYA LISTRIK
Besar Daya listrik (P) pada suatu alat listrik adalah merupakan besar energi listrik (W) yang muncul tiap satuan waktu (t), kita tuliskan.
9
10